A. MAGNET
Jarum
kompas merupakan salah satu contoh magnet. Jarum utara kompas selalu menunjuk
ke arah kutub utara bumi dan jarum selatan kompas selalu menunjuk ke arah kutub
selatan bumi. Sebenarnya, jarum kompas menunjuk ke arah tertentu karena
tertarik oleh medan magnet yang berlawanan dengan jarum kompas. Sehingga, jarum
utara kompas menunjuk arah utara karena tertarik oleh kutub selatan magnet bumi
dan jarum selatan kompas menunjuk arah selatan karena tertarik oleh kutub utara
magnet bumi. Jadi, secara kemagnetan kutub utara bumi adalah kutub selatan
magnet bumi, dan kutub selatan bumi adalah kutub utara magnet bumi.
Magnet pertama kali ditemukan di daerah
Magnesia yang terletak di Asia kecil pada abad ke 19. Orang mengenal magnet
sebagai batu-batuan yang saling tarik-menarik atau dapat menarik benda-benda
yang mengandung besi. Sampai sekarang, benda yang memiliki sifat seperti batu
tersebut dinamakan magnet sesuai dengan nama daerah tempat pertama kali
ditemukannya.
Sebuah
magnet apapun bentuknya dan seberapapun kecil ukurannya pasti memiliki 2 kutub
yang berlawanan, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Daerah di sekitar magnet
yang masih mengalami gaya tarik magnet dinamakan medan magnet. Di
bawah ini digambarkan garis-garis medan magnet dari beberapa magnet batang.
B. INDUKSI MAGNETIK (ELEKTROMAGNET)
Medan
magnet yang timbul dari adanya arus listrik dinamakan induksi magnetik (elektromagnet). Hubungan antara medan magnet dengan arus listrik yang
menimbulkannya dikenal dengan hukum Biot Savart. Besar induksi magnetik menurut
hukum Biot Savart untuk berbagai bentuk kawat bisa dicari dengan menggunakan
persamaan seperti di bawah ini:
1.
Induksi magnetik (elektromagnet) di sekitar kawat lurus dengan panjang
tak berhingga.
Keterangan:
B = Induksi magnetik (tesla atau Wb/m2)
I = Kuat arus listrik (A)
r = Jarak dari titik yang ditanyakan dengan
kawat (m)
µ0 =
Permiabilitas magnet ruang hampa = 12,57.10-7Arah induksi magnetik pada kawat lurus ditunjukkan dengan aturan tangan ke 1, seperti terlihat pada gambar di atas. Ibu jari menunjukkan arah arus listrik. Keempat jari lainnya menunjukkan arah induksi magnetik.
2. Induksi magnetik (elektromagnet) pada pusat lingkaran kawat.
Jika kawat terdiri dari N lilitan, maka persamaannya
menjadi:
Keterangan:
r = Jari-jari lingkaran kawat (m)
N = Jumlah lilitan kawat
Arah induksi magnetik pada kawat melingkar ditunjukkan dengan aturan tangan ke 1, seperti terlihat pada gambar di atas.
3. Induksi magnetik (elektromagnet) pada solenoida
Solenoida
adalah lilitan atau kumparan kawat yang rapat.
Ø
Induksi magnetik pada ujung solenoida
Induksi magnetik pada ujung solenoida
Ø
Induksi magnetik pada tengah-tengah solenoida
Induksi magnetik pada tengah-tengah solenoida
Keterangan:
N = Jumlah lilitan kawat
l = Panjang solenoida (m)
Dari gambar di atas dapat dilihat arah induksi magnetik pada solenoida. Arah induksi magnetik pada solenoida dapat dicari dengan cara menggenggam kumparan (solenoida) dengan tangan kanan sedemikian sehingga arah putaran keempat jari sesuai dengan arah arus listrik. Arah ibu jari menunjukkan ujung kumparan yang merupakan kutub utara.
Untuk lebih memperjelas proses induksi magnetik pada solenoida, lihatlah video di bawah ini:
Video: Induksi magnetik (elektromagnet) pada solenoida
4.
Induksi magnetik (elektromagnet) pada toroida
Toroida adalah soenoida yang dilengkungkan.
Keterangan:
N =
Jumlah lilitan kawat
r =
Jari-jari toroida (m)
C.
Gaya magnetik atau gaya lorentz
Gaya
magnetik atau dikenal dengan gaya lorentz adalah gaya yang timbul sebagai
akibat adanya interaksi antara induksi magnet (medan magnet) dengan arus
listrik. Dengan adanya gaya lorentz, sebuah kawat berarus listrik jika berada
dalam medan magnet maka kawat tersebut akan melengkung karena mengalami tarikan
atau dorongan gaya lorentz. Hal ini terjadi juga pada muatan listrik yang
bergerak, sebuah muatan listrik yang bergerak lurus dalam medan magnet, lintasan
gerakannya akan berubah karena pengaruh tarikan atau dorongan gaya lorentz.
1. Gaya lorentz pada kawat berarus listrik yang berada dalam medan magnet
Keterangan:
F = Gaya Lorentz (N)
B = Induksi magnet
(T)
I = Arus listrik (A)
l = Panjang kawat (m)
θ = Sudut antara I dan B
2. Gaya lorentz pada partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam medan
magnet
Keterangan:
q = Besar muatan listrik (C)
v = Kecepatan muatan listrik (m/s)
θ = Sudut antara v dan B
Contoh partikel
bermuatan listrik (ion-ion) yang bergerak dalam medan magnet adalah pada
fenomena aurora borealis (sinar utara) di kutub utara bumi. Ion-ion yang
mendekati bumi (angin surya) tertarik oleh medan magnet bumi. Ion-ion bergerak
melingkar disekitar medan magnet bumi. Konsentrasi ion yang tinggi mengionisasi
udara dan menggabungkan kembali electron dengan atom dan memancarkan cahaya
yang sangat indah. Subhanallah…
3. Gaya lorentz antara dua kawat yang berarus listrik
Keterangan:
I1 = Kuat arus listrik pada kawat 1 (A)
I2 = Kuat arus listrik pada kawat 2 (A)
l =
Panjang kawat (m)
r =
jarak antar kawat (m)
catatan: Jika I1
dan I2 searah, maka kawat akan tarik-menarik.
Jika
I1 dan I2 berlawanan arah, maka kawat akan tolak-menolak.
Aplikasi
dari konsep induksi magnet (electromagnet) dan gaya Lorentz terdapat pada alat ukur listrik (amperemeter, voltmeter,
dan ohmmeter), pengeras suara, motor listrik (elektromotor) DC, dan motor
listrik (elektromotor) AC. Prinsip kerja peralatan tersebut adalah
menginteraksikan arus listrik dan medan magnet sehingga timbul gaya (gerak),
dengan kata lain alat tersebut mengubah energy listrik menjadi energy mekanik
(gerak).
D.
Ggl induksi (induksi
elektromagnetik)
Jika disekitar arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet (electromagnet) telah ditemukan oleh Oersted, maka Faraday berpikir
kebalikannya yaitu perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listrik
(induksi elektromagnetik). Faraday melakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listrik.
1.
Percobaan
Faraday (magnet bergerak dalam kumparan)
Sebuah magnet
digerakkan masuk-keluar ke dalam kumparan. Kumparan tersebut dihubungkan dengan galvanometer. Maka,
dalam galvanometer terlihat ada gerakan yang menandakan adanya arus listrik. Dapat
juga dibalik, yaitu dengan menggerakkan kumparan mendekati-menjauhi magnet, dan
hasil yang diperoleh akan sama. Sehingga, faraday menyimpulkan
perubahan fluks magnet dalam konduktor tertutup (kumparan) dapat menimbulkan
arus listrik. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Faraday. Listrik
yang dihasilkan dari perubahan fluks magnet dinamakan listrik ggl.
Dengan
Keterangan:
ε = ggl
induksi (volt)
Ф = Fluks
magnetik (weber)
t =
Waktu (sekon)
B =
Induksi magnetik (tesla)
A = Luas
daerah yang dilingkupi (meter2)
N =
Jumlah lilitan kawat dalam kumparan
Hal-hal yang mempengaruhi secara langsung terhadap nilai
ggl induksi adalah:
a.
Perubahan fluks
magnetik,
semakin cepat perubahan fluks magnetik, maka ggl induksi yang dihasilkan
semakin besar. Kecepatan perubahan fluks magnetik diperoleh dengan cara
mempercepat gerak magnet dalam kumparan atau gerak kumparan menuju magnet.
b.
Kekuatan magnet,
magnet yang kuat akan menghasilkan nilai ggl induksi yang besar dibandingkan
dengan magnet yang lemah.
c.
Jumlah lilitan pada
kumparan, kumparan dengan lilitan yang banyak akan menghasilkan nilai ggl
induksi yang besar dibandingkan dengan kumparan dengan jumlah lilitan yang
sedikit.
Untuk lebih memperjelas proses terjadinya ggl induksi dan kemanakah arah arus listrik yang dihasilkan pada solenoida, lihatlah video di bawah ini:
Video: simulasi ggl induksi pada solenoida
Tanda negatif menandakan bahwa arus ggl induksi yang dihasilkan selalu
meembangkitkan medan magnet yang arahnya berlawanan dengan arah fluks magnet
yang menimbulkannya, hal ini dikemukakan oleh Lenz dan dikenal dengan hukum
Lenz.
2. Konduktor bergerak dalam
medan
magnet
Selain dengan cara di atas seperti pada percobaan
Faraday, ggl induksi (induksi
elektromagnetik) juga dapat
diperoleh dengan cara menggerakkan
konduktor dalam medan magnet. Konduktor dengan panjang l yang bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnet B akan
menimbulkan ggl ε sebesar:
Keterangan:
l =
Panjang kawat (meter)
v
= kecepatan konduktor (meter/sekon)
Pada
kenyataannya, konduktor yang digunakan berupa kumparan yang bergerak dengan
cara berputar. Untuk kondisi konduktor yang berputar dalam medan magnet, ggl
yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan:
Keterangan:
N = jumlah lilitan
kumparan
l =
panjang kumparan (m)
A = luas
kumparan (m2)
Aplikasi dari konsep ggl induksi (induksi elektromagnetik) terdapat pada pemanas listrik (tungku induksi), rem magnetik, transformator
(trafo), dan generator dc atau generator ac (alternator), loudspeaker,
mikrofon, dan seismograf. Prinsip kerja generator adalah mengubah fluks magnet
dengan menggerakkan kumparan dalam medan magnet sehingga menghasilkan arus
listrik, dengan kata lain generator mengubah energy mekanik (gerak) menjadi
energy listrik.
Salam. Percobaan Faraday telah dibahas secara teori. Saya mau bertanya, apa aplikasi percobaan Faraday dalam kehidupan sehari-hari?
ReplyDeleteWaalaikum salam. Wr. Wb.
ReplyDeleteAplikasi percobaan atau teori Faraday terdapat pada mesin yang mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik, misalnya terdapat pada generator. Sebetulnya aplikasi teori Faraday sama dengan aplikasi ggl induksi, bisa dicermati lagi materinya. Terimakasih